INJIL THOMAS

Pada tahun 1945-1946 di Nag Hammadi sebuah kota di Mesir bagian atas di tepi Barat sungai Nil dalam penggalian ditemukan perpustakaan kuno Gnostik Koptik. Dalam perpustakaan itu dijumpai banyak sekali manuskrip tua dan naskah-naskah kuno yang ditulis diatas papirus dan dijilid dengan sampul kulit. Yang terkenal dari penemuan itu adalah 'Injil Thomas' yang ditemukan dalam versi terjemahan Yunani yang berserakan, dan terjemahan Koptik yang bernafaskan Gnostik yang berisi kumpulan 114 logion atau 'ucapan-ucapan rahasia dan perumpamaan yang dianggap sebagai ucapan Yesus'. Setengah dari isi Injil Thomas ada dalam ke-empat Injil dan setengah lainnya baru.
Adalah Hippolytus yang pertama menyebutkan adanya Injil ini yang dipergunakan oleh kelompok Naasens yang mempercayai adanya 'sifat alami 'gnosis' dalam diri manusia'. Origen juga menyebut adanya Injil dengan nama ini, sedangkan Eusibius menyebutnya bersama dengan Injil Petrus sebagai palsu.
Yang menjadi masalah sekarang adalah apakah 'ucapan-ucapan' baru dalam Injil Thomas itu merupakan hasil gereja atau memang adalah 'ucapan asli' dari Yesus sendiri mengingat bahwa Injil Thomas diperkirakan lebih tua dari ke empat Injil oleh sebagian ahli yaitu ditulis pada abad II. Jesus Seminar menyimpulkan bahwa karena dalam Injil Thomas ada kalimat-kalimat pendek dan kurang adanya pandangan gereja, maka dianggap Injil Thomas cukup tua sebelum gereja terbentuk, jadi lebih dekat pada sumber oralnya, jadi kemungkinannya lebih benar.
Demikian juga Crossan berpendapat bahwa Ketiga Injil sudah memalsukan kata-kata ucapan Yesus. Dan Yesus dalam ketiga Injil merupakan tafsiran tentang Yesus dari kacamata Yahudi. Yesus yang asli justru yang bersifat non-yahudi dan bersifat kafir. Ini sesuai dengan gerakan dunia kafir masa itu. John Dominic Crossan dan Jesus Seminar kemudian menyimpulkan bahwa Injil Thomas ditulis sekitar tahun 50 setidaknya 20 tahun sebelum Injil Markus yang dianggap naskah tertua selama ini. Maka Injil Thomas adalah yang asli dan dianggap 'Injil ke-lima.'
Bila selama ini Injil Markus dianggap yang paling tua dan menjadi sumber penulisan Injil Matius dan Lukas, maka sekarang mereka memastikan bahwa 'Injil Thomas' lebih dekat dengan masa hidup Yesus sendiri yang tentunya akan lebih asli. Itulah yang disimpulkan Jesus Seminar. Berdasarkan kesimpulan itulah maka Jesus Seminar mencoba untuk menyusun gambaran mengenai Yesus Sejarah, yang tentu saja berbeda dengan apa yang diajarkan dan disembah gereja selama ini.
Jesus Seminar menganggap bahwa Injil Thomas adalah produk yang lebih tua dari ke-empat Injil sehingga tentu lebih akurat karena lebih dekat dengan hidup Yesus. Hal lain yang dikemukakan adalah bahwa ucapan-ucapan Yesus dalam Injil Thomas lebih pendek dan sederhana sehingga tentunya lebih asli di banding ke-empat Injil lainnya yang berbentuk cerita (narasi) yang sudah dikembangkan oleh para penulisnya.
Disebutkan pula bahwa Injil Thomas hanya memuat kemanusiaan Yesus (low Christology) dan tidak memuat ketuhanan Yesus (high Christology) yang dianggap produk Yesus iman yang berkembang sebagai pandangan gereja dan kemudian ditulis dalam Injil Kanonik. Argumentasi ini kelihatannya masuk akal, tapi kita harus sadar bahwa sekalipun Injil Kanonik ditulis beberapa puluh tahun setelah Yesus hidup, surat-surat Paulus ditulis lebih pagi dan dekat dengan perkiraan tahun 50 ditulisnya Injil Thomas, dan surat-surat Paulus sudah memuat kristologi tinggi!
Argumentasi demikian memang menarik, tetapi perlu disadari bahwa tulisan pendek tidak selalu penunjukkan lebih tua dan asli sebab di banyak bagian lain dalam kitab-kitab Injil juga banyak bagian yang lebih pendek dari ungkapan dalam Injil Thomas. Kenyataan yang terlihat dalam isinya adalah bahwa Injil Thomas adalah produk Gnostik, suatu aliran sempalan yang berkembang pada abad II s/d III yang mengjarkan jalan keselamatan yang berlawanan dengan yang diberitakan Injil. Injil Thomas ditemukan dalam pustaka Gnostik lainnya di Nag Hammadi, Mesir. Apakah Faham Gnostik itu?
Stephan A. Hoeller, direktur studi Gnostic Society, menyebut mengenai gnostik sbb.:
“Gnosis dalam bahasa yunani adalah pengetahuan. ... Gnostik adalah usaha pencarian seseorang akan keselamatan melalui pengetahuan, pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman langsung”.
Bentley Layton, pakar Gnostik, menyebut Gnostik sebagai:
“Memimpin kepada pengetahuan ... atau ... mampu mencapai pengetahuan”.
Mengenai faham Gnostik Kristen, Graham Stanton dalam tulisannya berjudul 'Gospel Truth?' mengemukakan bahwa pandangan Gnostik Kristen mempercayai:
"dunia adalah tempat yang jahat diciptakan oleh Tuhan yang jahat (Yahweh), dan yang berbalik dari Tuhan yang benar dan Esa. Pengikut Gnostik Kristen menganggap diri mereka sebagai keturunan Tuhan yang esa itu, dan sebagai percikan ilahi yang terkurung dalam dunia yang jahat ini. Kristus dikirim untuk mengingatkan pengikut Gnostik mengenai hakekat diri mereka yang sebenarnya. Kristus memberitakan rahasia (gnosis) pada para pengikut Gnostik agar mereka dapat melepaskan diri dari dunia yang jahat ini dan kembali kepada Tuhan yang benar".
Dari terang faham gnostik jelas letak ikatan Yesus dengan sejarah abad pertama dan kematian dan kebangkitannya tidak mempunyai arti sama sekali. Sekalipun Injil Thomas tidak secara explisit mengajarkan faham Gnostik, tetapi para ahli umumnya sepakat bahwa Injil Thomas bernafas Gnostik. Bentley Layton, ahli karya Gnostik mengemukakan bahwa nafas Injil Thomas mirip dengan buku Gnostik lain yaitu 'Hymn of The Pearl' dari sekolah Thomas yang sama yang lebih explisit mengungkapkan nafas Gnostik, sehingga bagi mereka yang telah membaca buku ini, dengan mudah ia akan dapat mencerna nafas Gnostik dalam Injil Thomas.
Dalam awal dan akhir Kitab-Kitab Injil identitas penulis terlihat jelas, demikian juga dalam Injil Thomas awal dan akhir ucapan dan identitasnya sebenarnya menunjukkan dengan jelas faham Gnostik. Sebagai contoh:
"Ini adalah ucapan-ucapan rahasia yang disampaikan Yesus yang hidup dan ditulis Didymus Judas Thomas. Dan ia berkata: 'Siapa menemukan arti ucapan-ucapan ini tidak akan merasakan mati'." (Logion 1)
Ucapan mengenai 'Yesus yang hidup', bagi pengikut Thomas adalah lambang isoteris mengenai kata-kata Yesus yang lebih bermakna bagi pengikut Gnostik sebagai kunci keselamatan daripada ajaran kematian dan kebangkitan Yesus. Di bagian penutup, kata Thomas:
"Simon Petrus berkata kepada mereka, "Maria harus meninggalkan kita, karena wanita tidak layak akan kehidupan." Yesus berkata: 'Lihat, aku akan menariknya menjadi pria sehingga ia bisa ikut menjadi roh hidup yang serupa kaum pria. Karena setiap wanita yang menjadikan dirinya pria akan masuk dalam kerajaan Allah'." (Logion 114)
Ayat demikian jelas menggambarkan nafas Gnostik, dimana memang wanita dianggap lebih terpenjara jiwanya dan lebih rendah dari pria dan untuk menuju keselamatan harus mengalami perubahan dari tubuh jasmani ke mahluk rohani yang lebih tinggi derajatnya. Ayat berikut memberikan gambaran perbedaan Gnostik Kristen dengan Kristen Alkitabiah.
"Murid-muridnya mengatakan kepadanya: '24 nabi telah berbicara kepada Israel, dan semuanya berkata tentang engkau.' Ia mengatakan kepada mereka: 'Kamu telah mengorbankan satu yang hidup dan kamu mengatakan tentang mereka yang telah mati'." (Logion 52)
Kunci ayat di atas adalah angka 24. Dalam tradisi Yahudi Tenakh disebut terdiri 24 buku. Dari terang itu ayat di atas justru terlihat bersifat menolak 'kekristenan yang menganggap Yesus sebagai penggenap PL.' Penolakan akan Alkitab Yahudi ini jelas mewarisi Marcion yang ditolak ajarannya yang dianggap menyesatkan pada tahun tahun 144. Sekalipun Marcion bukan pengikut Gnostik, tetapi seperti para pengikut Gnostik, Tuhan Yesus dianggap bukan Tuhan pencipta dalam Alkitab.
Sekarang bila nafas Gnostik kita hilangkan, dapatkah ditemukan 'Injil Thomas' yang asli? Dari ayat-ayat Injil Thomas yang parallel dengan Kitab-Kitab Injil diketahui bahwa banyak di antaranya yang lebih pendek, ini disimpulkan oleh Jesus Seminar bahwa naskah itu mestinya lebih tua dari Injil kanonik. Lebih pendek tidak selalu harus berarti lebih tua, sebab sekalipun Injil Markus dianggap tertua dan menjadi sumber Injil Matius, banyak ayat-ayat parallel dalam Injil Matius yang lebih pendek dari yang ada di Injil Markus. Kemungkinan Injil Thomas juga mengutip dari ke-4 kitab Injil dan menyingkatnya. Perumpamaan 'Domba yang Hilang' (logion 107) lebih pendek dibandingkan Matius 18:12-14 dan Lukas 15:3-7, dan dilepaskan dari semua konteksnya dan didahului kata 'Yesus berkata ...'. Tidak ada petunjuk dalam Injil Thomas mengenai artinya. Pada pandangan pertama ayat-ayat dalam Thomas itu seakan-akan tidak ada hubungannya dengan Matius dan Lukas dan dianggap menunjukkan kata-kata Yesus yang asli.
Namun, keadaannya tidak sesederhana itu. Dalam Thomas, kata-kata pembuka dalam perumpamaan itu menyamakan 'kerajaan' dengan gembala yang kehilangan satu dari seratus dombanya. Kerajaan adalah dunia para pengikut Gnostik dimana salah satunya hilang. Gembala mencarinya bukan karena hilang tetapi karena domba itu 'besar'. Motivasi yang sama bisa dilihat di banyak bagian Injil Thomas seperti:
"Nelayan yang bijak memilih ikan besar dari tangkapannya." (logion 8)
"Biji sesawi menghasilkan tanaman besar ." (logion 20)
"Wanita membuat roti yang besar dari ragi." (logion 96)
Pengikut Gnostik menganggap diri mereka sebagai umat pilihan, minoritas elit, bahkan ada ayat berbunyi:
"Yesus berkata: 'Diberkatilah mereka yang tersendiri dan superior, karena kamu akan menemukan kerajaan; sebab kamu berasal dari situ dan kamu akan kembali ke situ'." (logion 49)
Dalam versi Thomas mengenai perumpamaan Domba Yang Hilang, domba yang besar mewakili pengikut Gnostik yang tersesat dari kerajaan dimana ia berasal. Agar perumpamaan ini menjadi ajaran Gnostik, kemungkinan Thomas mengutipnya dari Matius atau Lukas, menyingkatnya, dan melepaskannya dari konteksnya semula.
Mereka yang membela ketidak bergantungan Thomas mengemukakan bahwa dalam Thomas hampir tidak ada urutan ucapan Yesus seperti dalam Injil Sinoptik, jadi Thomas tidak memotong-motong ucapan Yesus yang ada dalam Injil sinoptik. Argumentasi demikian cukup kuat kalau memang tidak ada urutan dalam Injil Thomas. Bila ada tanda-tanda pengelompokan ucapan-ucapan sesuai kata kunci atau tema, maka Thomas mestinya mempunyai motivasi untuk menghilangkan urutan ucapan-ucapan dalam Injil kanonik. Faktanya ada juga hubungan antara ucapan-ucapan itu dalam Thomas. Dan dibeberapa tempat disusun berdasarkan suatu logika sesuai pola pikir Gnostik. Christopher Tuckett mengemukakan hal penting yaitu karena jelas bahwa Thomas telah merevisi banyak ucapan Yesus tentunya urutannya juga bisa diubah secara radikal.
Sekarang yang perlu diamati adalah apakah ada jejak usaha Thomas dalam membentuk dan meredaksi tulisannya itu. Bila ada, kelihatannya Thomas mengambil bahan-bahan dari Keempat Injil dalam bentuknya yang akhir dan bukan dari tradisi lisan. Ada petunjuk dalam Injil Thomas ke arah itu.
Para pendukung Injil Thomas menganggap bahwa petunjuk terakhir ini sedikit jumlahnya dan memperkirakan petunjuk itu adalah tambahan kemudian yang dimasukkan ke Injil Thomas. Mereka mengatakan bahwa versi asli dari Thomas dalam bahasa yunani mengutip langsung ucapan Yesus, dan baru pada proses penerjemahan ke bahasa Koptik maka beberapa petunjuk keempat Injil masuk. Kelihatannya argumentasi ini meyakinkan, tetapi kita harus sadar bahwa petunjuk itu cukup banyak sehingga mustahil hanya merupakan masukan kemudian tanpa disengaja. Sebagai contoh ada ayat yang berbunyi:
"Tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dibukakan." (logion 5)
Ucapan ini terdapat dalam versi yunaninya yang diberi kode PQxy 1, yang mirip dengan perubahan ucapan yang dilakukan dari Markus 4:22 ke Lukas 8:17. Kelihatannya Thomas mengambil dari bahan Lukas sebelum diterjemahkan ke bahasa Koptik. Petunjuk kuat lainnya adalah bahwa ucapan-ucapan Yesus dalam Injil Thomas dapat ditemui pada keempat Injil, dan juga pada tradisi 'Q', 'M' dan 'L'. Ini memberi petunjuk bahwa sekalipun mungkin Thomas mengambil dari beberapa tradisi oral, tetapi tradisi itu sendiri bersumber pada ke-empat Injil juga. Mungkin sekali bahwa Thomas mengutip dari harmoni keempat Injil yang awal sebelum Tatian sesudah tahun AD-150 menyusun harmoni keempat Injil. Jadi kemungkinan besar Injil Thomas disusun ber-dasarkan keempat Injil dan tradisi lisan yang tetap beredar sekalipun keempat Injil sudah tersusun.
Injil Thomas tidak membuka jalan baru kearah penyelidikan Yesus Sejarah, sebab yang ditemukan adalah copy dari terjemahan koptik yang berasal dari tahun 350M. Dan, karena ada perbedaan-perbedaan penggunaan kata-kata dan urutan dari versi yunani dan koptiknya, text Thomas tidak terlalu tepat. Versi awal dalam bahasa Yunani kelihatannya disusun sebelum akhir abad ke-II, sedang versi koptik sudah jelas merupakan tulisan Gnostik abad IV. Adalah mustahil menghilangkan ke-gnostikannya untuk memperoleh yang asli, karena itu tidaklah tepat menjadikan Injil Thomas sebagai dasar merekonstruksi ajaran Yesus.
Sekitar setengah dari isi Injil Thomas tidak memiliki acuan parallel dengan keempat Injil, berapa di antaranya yang berasal dari masa Yesus? Memang, Jesus Seminar berusaha untuk menempatkannya dekat dengan hidup Yesus, tetapi faktanya dari yang setengah itu, hanya ada 2 logion saja yang oleh mereka bisa dianggap asli sebagai ucapan Yesus (warna merah), yaitu:
"Ini seperti biji sesawi, yang paling kecil dari semua biji, tetapi bila ia jatuh ke tanah yang baik, ia akan menghasilkan tanaman besar dan menjadi tempat berteduh bagi burung di udara." (logion 20)
"Berikan kepada kaisar apa yang menjadi milik kaisar, berikan kepada Tuhan apa yang menjadi milik Tuhan." (logion 100)
Lalu bagaimana dengan sekitar setengah lainnya yang dapat ditemukan di ke-empat Injil? Apakah versi Thomas lebih asli? Rekonstruksi dari salinan yunani non-Gnostik tidaklah mudah sekalipun kita hidup seratus tahun sesudah masa hidup Yesus.
Dalam usaha penyelidikan akan kebenaran sejarah, memang yang disebut Injil Thomas tidak boleh diabaikan, tetapi rintangannya lebih berat daripada dalam penyelidikan keempat Injil yang lebih banyak salinan-salinannya, karena itu menyebut kitab Injil Thomas sebagai 'Injil Ke Lima' (yang kanonik) adalah jelas menyesatkan.
Dari beberapa perbincangan sekitar Jesus Seminar dan Injil Thomas di atas kita dapat melihat bahwa apa yang dihasilkan oleh Jesus Seminar terutama yang dihubungkan dengan Injil Thomas merupakan rekaan yang belum terbukti kebenarannya, karena itu menjadikan kitab Thomas sebagai Injil yang setara dengan ke-empat Injil lainnya atau bahkan menjadikannya sebagai Injil ke-Lima sudah jelas tidak perlu dipercaya. Lebih lagi, menganggap Injil Thomas sebagai Injil yang lebih asli, dan seperti kata Crossan bahwa keempat Injil lainnya sebagai tidak asli, justru menunjukkan dengan jelas kemana arah misi Jesus Seminar.
Lebih lagi, hasil voting Jesus Seminar sendiri menyebutkan bahwa dalam Injil Thomas hanya ada 2 ayat dari 114 fasal yang dianggap ucapan Yesus yang asli. Dan menarik mendengarkan komentar seorang fellow Jesus Seminar sendiri yang juga pakar dan redaktor naskah gnostik Pustaka Nag Hamadi, James M. Robinson, yang terus terang menyatakan bahwa semula Injil Thomas sebenarnya merupakan kumpulan kata-kata bijak namun dalam perumusan kanon Alkitab dikemudian hari, tulisan itu diberi nama Injil agar diterima dalam kanon, namun karena sifatnya yang gnostik para bapak gereja menolaknya sebagai Injil.
Teori-teori konspirasi beberapa Ahli Perjanjian Baru yang kecil jumlahnya tidak perlu membuat kita ragu, lebih-lebih jauh lebih besar jumlahnya Ahli Perjanjian Baru yang menganggap ke-empat Injil Kanonik sebagai yang asli dan memandang Injil Thomas hanya sebagai produk pengikut Gnostik abad II dan juga bukan ditulis oleh Thomas rasul Yesus.
Salam kasih dari Herlianto http://www.yabina.org/

Comments

Popular posts from this blog

FREEDOM OF LIFE

TAWA DI TENGAH HUJAN

KISAH DUA PEDAGANG PERMEN