Facebook and Twitter are creating a vain generation of self-obsessed people with child-like need for feedback, warns top scientist

This can result in reduced concentration, a need for instant gratification and poor non-verbal skills, such as the ability to make eye contact during conversations.

More than 750million people across the world use Facebook to share photographs and videos and post regular updates of their movements and thoughts.

Millions have also signed up to Twitter, the 'micro-blogging' service that lets members circulate short text and picture messages about themselves.

Baroness Greenfield, former director of research body the Royal Institution, said: 'What concerns me is the banality of so much that goes out on Twitter.

'Why should someone be interested in what someone else has had for breakfast? It reminds me of a small child (saying): “Look at me Mummy, I'm doing this”, “Look at me Mummy I'm doing that”.

'It's almost as if they're in some kind of identity crisis. In a sense it's keeping the brain in a sort of time warp.'

The academic suggested that some Facebook users feel the need to become 'mini celebrities' who are watched and admired by others on a daily basis.

They do things that are 'Facebook worthy' because the only way they can define themselves is by 'people knowing about them'.

'It's almost as if people are living in a world that's not a real world, but a world where what counts is what people think of you or (if they) can click on you,' she said.

'Think of the implications for society if people worry more about what other people think about them than what they think about themselves.'

Her views were echoed by Sue Palmer, a literacy expert and author, who said girls in particular believe they are a 'commodity they must sell to other people' on Facebook.

She said: 'People used to have a portrait painted but now we can more or less design our own picture online. It's like being the star of your own reality TV show that you create and put out to the world.'


Source :
Read more: http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2020378/Facebook-Twitter-creating-vain-generation-self-obsessed-people.html#ixzz1Tdpyz0Kk

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

FREEDOM OF LIFE

Image
Ada sebuah cerita yang menarik mengenai orang eskimo dan beruang kutub. Orang-orang eskimo sewaktu berburu beruang kutub, mereka menggunakan sebilah pedang yang sangat tajam kedua ujungnya. Pedang itu dilumuri dengan darah dan setelah itu langsung dicuci. Setelah dicuci pedang itu dilumuri kembali dengan darah dan dicuci lagi. Begitu seterusnya sampai tercium bau darah yang menyengat dari pedang itu. Selanjutnya pedang itu disimpan di tempat dimana beruang kutub sering lewat. Bau darah yang menyengat itu akan membawa beruang kepada pedang itu sehingga ia akan menjilatinya terus menerus. Karena tidak menyadari bahwa beruang itu menjilati darah yang mengalir di ujung lidahnya yang terluka karena tergores oleh ujung pedang yang tajam itu. Beruang itu tidak sadar dan terus menjilati darahnya sendiri. Dan akhirnya beruang itu roboh karena kehabisan darah. Para Pemburu menemukan beruang itu dan dengan mudah mereka menangkap beruang itu untuk disantap ramai-ramai. Menarik sekaligus mengerika
Read more

TAWA DI TENGAH HUJAN

Image
Seorang anak perempuan baru saja diajak belanja ibunya di Mall. Umurnya sekitar 6 tahun, dengan rambut merah yang indah dan wajah yang manis. Hujan sangat deras tercurah dari langit memaksa kami berteduh di bawah atap awning di dekat pintu keluar. Kami menunggu hujan reda. Ada yang sabar ada juga yang gusar karena mereka harus buru-buru meneruskan perjalanannya. Saya selalu terpukau saat melihat hujan turun. Saya selalu melihat langit yang mencurahkan air menghapus debu dan kotoran di bumi. Ingatan saya juga kembali waktu masih anak-anak bermain hujan di luar rumah. Ingatan yang sejenak menghapus segala kekhawatiran hidup. Ditengah bermacam perasaan dari kelompok orang yang menunggu hujan reda, suara gadis kecil itu memecah keheningan yang segera menyedot perhatian dari semua orang, ayo kita menerobos hujan, katanya. Bapa? kata ibunya. Ayo kita menerobos hujan! kata gadis kecil itu mengulangi permintaannya. Tidak sayang. Kita akan menunggu sampai hujan sedikit reda, jawab ibunya. Gadi
Read more

KISAH DUA PEDAGANG PERMEN

Image
Kisah ini pernah cukup populer tetapi saya sendiri tidak ingat lagi di mana untuk pertama kalinya kisah itu saya baca. Konon, di suatu jalan di depan sekolahan terdapat dua toko permen. Keduanya menjual jenis-jenis permen yang persis sama. Tetapi toko yang satu selalu pernuh dengan anak-anak yang berebutan membeli permen. Toko lainnya hampir tidak ada pembelinya. Para calon salesmen atau SPG disuruh mengamati mengalami sampai terjadi gejala aneh seperti itu. Sebagai hasil pengamatan ternyata pemilik toko yang ramai itu sangat pintar aritmatika dalam hal tambah menambah. Sedangkan pemilik toko yang lainnya juga sangat pintar aritmatika tetapi dalam hal kurang mengurang. Pemilik toko permen yang ramai itu selalu mulai menimbang dalam dengan jumputan kecil. Kemudian ia terus menambahkan permennya sehingga dacinnya seimbang. Setelah seimbangpun ia masih menambahkan pula satu dua permen sehingga dacingnya berat ke sebelah permen daripada ke sebelah batu timbangan. Sebaliknya pemilik toko ya
Read more