State of Emergency
Menyaksikan sebuah film lawas tahun 1994, "The State of Emergency" yang dibintangi oleh aktor Joe Mantegna (bagi penggemar Serial Criminal Minds pasti akrab dengan tokoh ini) mengusik benak saya untuk merelevansikannya dengan kondisi pelayanan gawat darurat dalam praktek sehari-hari (di negeri ini).
Hampir semua tenaga kesehatan bisa mengamini bahwa bekerja di lingkup gawat darurat adalah salah satu pekerjaan yang melelahkan fisik dan memenatkan jiwa.
Ada begitu banyak pemangku kepentingan yang berkontribusi terhadap keberhasilan pelayanan gawat darurat tersebut. Dengan kata lain, tidak ada satu pahlawan super saat bekerja di kondisi ini. Satu orang atau beberapa orang tidak bisa mengklaim bahwa mereka dapat melakukan banyak hal. Bekerja di gawat darurat bukan berbicara tentang membentuk individu yang super tetapi bagaimana membentuk tim yang super. Terbentuknya tim super itu membutuhkan upaya yang tidak mudah dan tentunya yang pasti memerlukan waktu.
Kompleksitas masalah di gawat darurat juga menuntut setiap individu untuk memiliki soft skill yang mumpuni, pertama-tama untuk menenangkan dirinya sendiri untuk bisa berpikir, kemudian dia harus menenangkan rekan kerja lain yang panik dan terakhir ia harus bisa meredakan gejolak emosi yang ada pada pasien dan keluarga. Sebagai insan yang terus menerus menyaksikan kondisi akut, sangat mungkin akan mengalami kehilangan empati atau lebih mengerikan lagi kehilangan "care" terhadap kondisi yang dialami, terutama di saat kita dibebankan dengan beban kerja yang begitu besar disertai dengan kurangnya sumber daya manusia. Burn out adalah situasi yang tidak mungkin dihindari tetapi diyakini dapat diminimalisasi adanya kenyamanan dalam bekerja di suasana penuh tekanan
Belum lagi keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki suatu fasilitas gawat darurat di tengah kebutuhan masyarakat menjadikan situasi ini menjadi "vunerable" bagi setiap pemberi layanan kesehatan yang bekerja di sana dan pada akhirnya membuahkan pelayanan yang tidak optimal. Keterbatasan bukan berarti halangan, tetapi keterbatasan hanya membutuhkan pemahaman, ada hal yang belum sepenuhnya dapat dikerjakan tetapi dengan niatan akan terus diperbaiki.
Film "State of Emergency" ini memberikan kami semangat kembali untuk terus berjuang membangun tim super dalam pelayanan gawat darurat yang memiliki welas asih, tangguh bekerja dalam keterbatasan asalkan diberikan cukup waktu dan ketenangan jiwa....
Comments